Kekaguman Al kisah Cinta Aisyah
Cerpen
Alkisah di sebuah Desa, putra pak Kades sedang jatuh hati pada seorang kembang desa yang kebetulan juga sebagai sekretaris karangtaruna di desa tersebut, namanya Aisyah. Putra pak Kades terpesona oleh kecantikan paras dan akhlaq Aisyah, sosok wanita anggun yang menjadi idamannya. Tak dipungkiri keduanya sering bertemu karena memang satu organisasi, dan ketika rapat atau mengadakan kegiatan desa pun selalu bersama².
Aisyah, putri kedua dari dua bersaudara hasil pernikahan pak Haji Agus dan bu Dian, keluarga yang cukup disegani di Desa. Selama ini tak seorangpun lelaki yang berani mendekati Aisyah, ia selalu dibayang-bayangi oleh sosok seorang kakak yang tegas berwibawa dan memiliki suara lantang ketika berbicara. Dalam memimpin rapat karangtaruna tak ada satupun yang berani berbicara saat dia berbicara.
Suatu hari saat memeriahkan peringatan HUT RI ke 70 aku dipanggil bapakku dan diminta untuk menjadi wasit digaris start acara jalan sehat. Sebelum dimulai jalan sehat, seluruh warga meminum teh bersama-sama dan menikmati beberapa celiman yang sudah disediakan panitia sambil mendengarkan sambutan pak Kades kemudian dilanjutkan jalan sehat, cukup mengitari desa kami saja dan itu sudah sangat melelahkan.
Mengetahui Aiysah yang selalu malas-malasan mengikuti jalan sehat, sengaja aku siapkan satu hadiah yang sengaja aku perlihatkan kalo "ini adalah handphone terbaru", itu pun kalo dia mau ikut jalan sehat mengelilingi desa kami, pada akhirnya Aisyah mau mengikuti acara jalan sehat meski finish paling akhir.
Sesuatu yang ku janjikan pun ku berikan padanya, hadiah berupa kardus handphone terbaru yang aku isi dengan balok kayu hahaha karena memang niat dari awal cuma mau ngerjain dia aja haha... sontak kemudian kami pun tertawa ketika Aisyah membuka kardus handphone didepanku dan pemuda karangtaruna lainnya bahwa ternyata isinya cuma balok kayu hahaha. Dalam benak aku bergumam, "yaaa biar kamu semangat ikuti acara ini aja haha"
Matahari sudah cukup terik, ternyata sudah jam 08.45 dan pemuda karangtaruna siap menuju panggung untuk membagikan dorprize jalan sehat. Aku dan aisyah berjalan di paling belakang dari pemuda karangtaruna. Saat kami melewati warga yang duduk² kelelahan ada beberapa warga yang fokus ke aku dan Aisyah seraya berkata, "cieee mesranya", "suuiiitt suuuiiitt (suara siulan)", "hayoooo kapan nikahnyaaa", dan banyak lagi.
Aisyah menuju ke atas panggung mendampingi kakaknya dan beberapa pemuda karangtaruna lainnya yang membagikan dorprize.
"Sayang, bisa ambilin minuman itu", kata Aisyah kepadaku. "Serius ini anak manggil aku dengan sebutan sayang?" Gumamku sambil meraih sebotol minuman dimeja sampingku. Hatiku berbunga-bunga saat dipanggil "sayang" oleh Aisyah, dan betapa bahagianya jika Aisyah menjadi pendamping hidupku.
Tiba-tiba terdengar suara adzan dari kejauhan yang perlahan membangunkanku dari tidurku, tersadar aku pun duduk dan bergegas ke masjid yang berjarak 100 meter dari rumahku untuk menunaikkan sholat subuh.
Penulis : Muhammad Syaifudin
Editor : Fauhatul Izza
Komentar
Posting Komentar